Senin, 28 Januari 2013

ANEKDOT PERBEDAAN FAHAM


Dikisahkan, pada zaman para imam, seseorang menggelar pameran gajah. Anehnya, pameran tersebut diadakan dalam tempat yang gelap, tanpa lampu dan tertutup. Kemudian sang penyelenggara mengundang imam empat.

Setelah mereka semua hadir, sang penyelenggara mempersilahkan satu persatu imam untuk masuk dan memperoleh informasi mengenai si gajah. Karena tidak ada penerangan, alias gelap, mereka imam empat hanya bisa meraba si gajah tersebut.

Dimulai dari imam pertama, si penyelenggara mempersilahkan dia masuk ruangan. Dan si imampun meraba-raba si gajah, kebetulan si imam meraba bagian kakinya, karena ketika masuk ia hanya bisa meraba-raba kaki si gajah. Setelah keluar, si imam menceritakan kepada teman-tamnnya, bahwa gajah itu besar dan panjang seperti tiang, sebagai penggambaran atas kaki gajah.

Selanjutnya, imam kedua masuk. Dan seketika imam itu menemukan bentuk telinga gajah tersebut, dan meraba-rabanya. Sehingga keluarlah si imam kedua tersebut, dengan membawa kabar bahwa gajah adalah lebar seperti tikar.

Imam ketiga pun masuk, dan dirabalah ekor gajah tersebut. Lama merabanya, ia hanya mendapatkan ekor, maka keluarlah dia dengan berita bahwa gajah itu seperti cemeti/pecut, lemes dan tidak kaku, tidak besar dan tidak pula lebar.

Terakhir, imam keempat masuk. Dan secara kebetulan, si gajah tidur, sehingga ia hanya mendapati perut si gajah, dan diraba-rabalah perut gajah itu. Kemudian ia keluar ruangan dengan memberitahukan bahwa gajah itu lebar dan besar, tidak seperti tikar yang lebar tapi pipih, tidak seperti tiang yang besar dan tinggi, dan tidak pula seperti cemeti yang seperti dikira imam ketiga.

Hingga akhirnya sang penyelenggara mengajak semua imam masuk ke dalam ruangan, dan menyalakan lampu. Lalu semua imam tersentak, ketika melihat bentuk dan wujud gajah yang sedemikian rupa. Dan mereka menyadari bahwa apa yang mereka simpulkan dari perabaan mereka bukanlah gajah yang sebenarnya, bukan gajah secara keseluruhan.

Sang penyelenggara pun mengatakan kepada imam empat, bahwa inilah ilustrasi atas perbedaan pandangan mengenai sesuatu.

###

Demikianlah, sang penyelenggara dengan bijaknya menyadarkan kepada imam empat (dan juga kepada kita) tentang kebenaran. Apapun yang kita yakini sebagai kebenaran, bukan tidak mungkin ada kebenaran lain yang diyakini kelompok lain. Akan tetapi, pandangan-pandangan seseorang yang berbeda tidak sepenuhnya layak disalahkan. Karena bisa jadi, kita memahami dari suatu sisi, dan orang lain memahami dari sisi lain. Itulah apa yang disebut kebenaran parsial.

(Khoirul Umam, FUF, BM 2011)