Ma'had UIN Jakarta, FORMABI ONLINE - www.uinjkt.ac.id
Satu lagi prestasi yang ditorehkan mahasiswa bidikmisi UIN
Jakarta, Epin Kurniasih, mahasiswi Fakultas Ushuluddin ini berhasil berangkat
ke Jepang dalam program pertukaran Jenesys 2.0 pada februari lalu. Jenesys itu
sendiri merupakan program pertukaran pelajar yang diselenggarakan pemerintah
Jepang yang kali ini bekerjasama dengan PPIM UIN. Program ini bertujuan untuk
mengenalkan budaya, peninggalan sejarah dan warisan Negara Jepang untuk di
promosikan ke Negara-negara Asean termasuk Indonesia. Epin terpilih sebagai
salah satu dari 96 Mahasiswa seluruh Indonesia yang berangkat Jepang,
sebelumnya, ke 96 peserta telah melewati beberapa tahap seleksi yakni seleksi
berkas dan wawancara karena total pelamar program ini mencapai 5000 orang.
Program yang bertemakan culture, heritage and art ini diikuti oleh mahasiswa
dari kampus umum seperti UI, UGM, ITB serta kampus Islam seperti UIN Jogja, UIN
Malang, UIN Bandung ,IAIN Walisongo dan tentunya UIN Jakarta.
Menurut Epin, keberhasilannya terpilih pada program jenesys
2.0 adalah karena kerapihan dan kelengkapan berkas pendaftarannya dan juga
wawasannya tentang Islam dan budaya Jepang saat sesi wawancara. Epin dan
peserta yang lain kemudian berangkat ke Jepang pada tanggal 23 Februari 2014.
Sampai di Narita International Airport, udara dingin Tokyo di pagihari menyambut rombongan dimana suhu saat
itu mencapai 6oC. Rombongan berada 2 hari di ibukota Jepang tersebut
untuk kemudian dibagi kedalam 4 kelompok yang akan dikirim ke provinsi yang
berbeda. Epin mendapat penempatan di Osaka yang mana Osaka merupakan kota
terbesar kedua di Jepang dan merupakan pusat otomotif di negeri matahari terbit
itu. Perjalanan dari Tokyo ke Osaka dilalui Epin dan rombongan dengan naik Shinkansen
yang merupakan kereta api tercepat di Jepang, bahkan di dunia. Epin
menggambarkan jarak antara Tokyo – Osaka seperti Jakarta – Surabaya yang jika
ditempuh oleh kereta di Indonesia bisa memakan waktu 16 Jam namun Shinkansen ini
menempuhnya selama 90 Menit. Dalam perjalanannya, kereta ini melewati
tempat-tempat dengan pemandangan yang indah termasuk gunung Fuji. Epin juga
mengunjungi museum-museum di Jepang, universitas di jepang dan juga
perusahaan-perusahaan yang ada di jepang. Selain itu dia juga merasakan upacara
minum teh khas Jepang.
Selama di Osaka,
Epin ditempatkan di homestay bersama keluarga Yoko-san. Pengalaman beberapa
hari tinggal bersama keluarga Jepang memberikan pengalaman yang tak terlupakan
baginya. Bahasa bukan jadi kendala Epin dan keluarga Yoko-san dalam
berkomunikasi. Epin kemudian diajak ke kuil tempat mereka beribadah, di ajak
untuk bermain baseball, lalu melukis kaligrafi Jepang dan yang mengesankan
adalah memakai kimono asli Jepang yang ternyata harganya jutaan rupiah.
Status Epin sebagai seorang muslim pun
tidak dipermasalahkan karena masyarakat Jepang sangat toleran terhadap
perbedaan, Epin yang selalu mengenakan kerudung awalnya dikira kedinginan oleh
keluarga Yoko-san namun kemudian dia menjelaskan bahwa kerudung adalah
kewajiban untuk muslim wanita. Epin juga bercerita tentang ibadah yang
dilakukan oleh orang Islam itu seperti apa. Selama di Jepang, Epin telah
merasakan beberapa masakan khas Jepang seperti takoyaki, tempura dan juga
makanan dari berbagai negara di Asia Tenggara. Perjalanan Epin di Jepang
merupakan pengalaman yang sangat berharga, dia sangat kagum dengan budaya
Jepang seperti kerja keras, rasa peduli dan toleransi serta disiplin. Ada yang
menarik tentang disiplinnya orang Jepang, sewaktu Epin berada di Tokyo dan
Osaka dia mengamati bahwa ketika naik eskalator ada satu sisi eskalator yang
dikosongkan yang ternyata sisi eskalator yang dikosongkan itu diperuntukkan
untuk orang yang sedang buru-buru. 10 Hari telah dilalui Epin dan rombongan Jenesys
dari Indonesia, mereka kemudian kembali ke tanah air dengan membawa pengalaman
baru, persahabatan lintas negara, kisah yang menarik untuk dibagi dan tentunya
foto-foto yang siap untuk di upload :D.(Yaqin"12/FST)