BECOME A WORLD CLASS UNIVERSITY

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beranjak menuju universitas kelas dunia. Welcome to the world community.

Berprikir Kreatif

Untuk memecahkan problem social.

Berpretasi

Sebagai agen of change, mahasiswa bidikmisi harus berprestasi dalam segala bidang.

Indonesia Jaya

Yang muda yang berkarya.

Indonesia Jaya

Yang muda yang berkarya.

Selasa, 13 Mei 2014

Ambassador 2014 : Ajang Pencarian Duta Bidikmisi UIN Jakarta

Aula SC, FORMABI ONLINE - www.uinjkt.ac.id
Hari Minggu (11/5) pukul 09:00 acara puncak pemilihan Ambassador Bidik Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diadakan di Aula Student Center (SC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebelumnya telah dilaksanakan tahap audisi dalam 2 sesi yaitu tanggal 08 Mei 2014 dan 09 Mei 2014 pada pukul 20:00 WIB di Ma’had Ali UIN Syarif Hidayatullah yang diikuti oleh 37 peserta yang merupakan mahasiswa dan mahasiswi penerima beasiswa Bidik Misi UIN Jakarta mulai dari tahun 2011-2013. Acara pemilihan Bidik Misi Ambassador UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bertujuan untuk memilih perwakilan Bidik Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta apabila ada acara-acara yang bersangkutan dengan Bidik Misi sekaligus akan diberikan pelatihan untuk pembibitan dosen UIN Syarif Hidayatullah. Tahap audisi pemilihan Bidik Misi Ambassador UIN Jakarta dihadiri oleh 3 Dewan Juri yaitu pak Adrian Mahardhani, kak Asmu’i, kak Yanti . Pertanyaan yang diberikan oleh para dewan juri seputar bidikmisi dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jawaban peserta audisi sangat beragam bahkan ada peserta yang menjawab pertanyaan dewan juri dengan berbahasa asing. Para peserta mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dewan juri dengan waktu yang relatif singkat.
                Setelah melalui babak penyisihan saat audisi terpilihlah 5 mahasiswa dan 5 mahasiswi yang melaju ke semifinal yaitu Nursilam (2012), Muhaemin (2012), Eric (2013), Edy (2011), Faisal (2012), Anisa (2012), Tika (2012), Indah (2011), Rihlah (2012), Ela (2011). Pada babak semifinal yang diadakan pada Minggu, 11 Mei 2014 di aula Student Center (SC) Syarif Hidayatullah para peserta yang lolos diharuskan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan dan menampilkan bakat yang dimiliki kepada dewan juri dan penonton. Dewan juri yang hadir dalam babak semifinal yaitu bunda Nailil Huda, pak Adrian, pak Utob Thabrani. Berbagai bakat ditampilkan oleh para peserta mulai dari berpuisi, berbicara bahasa asing, dan bahkan menyanyikan lagu daerah Jawa berjudul “Sewu Kuto“ . Seisi ruangan pun tertawa terbahak-bahak mendengar lagu tersebut dinyanyikan, dikarenakan liriknya yang terkesan romantis dan ekspresi penyanyi yang membuat para penonton ingin terus tertawa melihatnya.  Selama penampilan para calon Ambassador, di bangku penonton terdengar sorak sorai penonton mendukung idolanya. Bahkan supporter peserta bernama Tika Yulianti membawa poster yang berukuran besar untuk mendukung Tika Yulianti. Untuk menghilangkan ketegangan para peserta, panitia menampilkan beberapa hiburan diantaranya dance dan beatbox, standup comedy, dan lantunan suara merdu Dede Tiara.
                Setelah melalui persaingan yang ketat terpilihlah 3 mahasiswa dan 3 mahasiswi yang akan melaju ke babak final. Mereka adalah Edy Fajar Prasetyo, Eric Hardiansyah, Faisal Abdurrahman, Anisa, Rihlah Noviyanti, Indah Khoiril Barriyah. Para finalis mengambil pertanyaan yang telah disediakan panitia di dalam gelas akuarium secara acak. Tidak hanya dengan menggunkaan bahasa Indonesia, ada juga pertanyaan yang disuguhkan dengan menggunakan bahasa asing baik bahasa Arab maupun bahasa Inggris. Tidak hanya pemilihan Ambassador UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tetapi juga juara favorit. Dimana calon juara favorit itu adalah para peserta yang masuk ke babak semifinal. Pemilihan juara favorit berdasarkan pada jumlah like foto terbanyak yang telah di share di FB Forum Bidik Misi (Formabi) Uin Jakarta. Pembukaannya pada pukul 00:00 WIB dan berakhir pada pukul 13:00 WIB.

Dengan berbagai pertimbangan akhirnya dewan juri memilih Indah Khoiril Barriyah dan Edy Fajar Prasetyo sebagai Ambassador Bidik Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan pemenang juara favorit jatuh kepada Anisa dan Muhammad Faisal. Penyematan selempang Ambassador Bidik Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diberikan oleh pak Utob Thabrani dan bunda Nailil Huda kepada pemenang Ambassador Bidik Misi UIN Jakarta. Acara ditutup dengan do’a oleh Achmad Jalaludin pada pukul 14:00 WIB. Semoga Ambassador Bidik Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bisa mengharumkan nama UIN Syarif Hidayatullah sampai ke seluruh penjuru dunia.(Riski"13)

Senin, 12 Mei 2014

Mahasiswa Bidikmisi UIN Jakarta Ikuti Sosialisasi Transparansi Beasiswa

Asrama Putri UIN Jakarta, FORMABI Online - www.uinjkt.ac.id
Mahasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013 berkesempatan silaturahmi bersama Bapak Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, MA pada Kamis, 1 Mei 2014 di Ma’had Putra UIN Syarif Hidayatullah. Dihadiri oleh mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi 2013, beberapa staf Kemahasiswaan, BPH Formabi dan BPH Ma’had Putra dan Putri. Dibuka dengan sambutan dari Ketua Formabi Rifqi Rif’an Fauzi dan Wakil Ketua Ma’had Putra Waskito Wibowo.
Setelah sambutan dari Ketua Formabi dan Wakil Ketua Ma’had Putra usai dilanjutkan oleh Pak Sudarnoto. Begitu banyak hal yang beliau sampaikan. Salah satunya adalah cerita mengenai perjalanan hidupnya. Mulai dari beliau kecil sampai beliau saat ini. Bagaimana perjalanan belajar beliau, ketika beliau pertama kali masuk pesantren, kemudian beliau menyampaikan cita-citanya yang ingin belajar ke luar negeri yang bukan berbahasa arab. Namun setelah lulus dari pesantren beliau kuliah di IAIN Syarif hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum. Beliau menyampaikan bahwa penerima Beasiswa Bidikmisi adalah orang-orang yang beruntung dan harus disyukuri karena dulu pada jaman beliau kuliah mendapatkan beasiswa itu hal yang sulit. Beliau harus bekerja sambil kuliah. Setelah lulus dari IAIN Syarif Hidayatullah beliau menjadi dosen di kampus tempatnya belajar. Kemudian ketika beliau menjadi dosen di IAIN beliau kuliah di Kanada melalui program pembibitan dosen yang diselenggarakan oleh Kemenag. Beliau juga menceritakan lika-liku kehidupannya di Kanada. Karena ketika beliau kuliah di Kanada beliau sudah memiliki istri dan tiga orang anak. Jadi beliau harus mengirim living cost-nya secara diam-diam kepada istrinya di Indonesia. Karena peraturan dari Pemerintah Kanada sendiri bahwa living cost atau dana beasiswa yang diberikan hanya boleh digunakan di Kanada dan untuk keperluan belajarnya. Dan masih banyak lagi yang beliau sampaikan.
Seusai bersilaturahmi bersama Pak Noto, dilanjut dengan penyampaian laporan keuangan oleh Kak Amelia Hidayat. Dan yang tak diduga adalah Kak Amel menyampaikan bahwa uang registrasi semester 1 akan diganti secara cash hari itu juga. Setelah shalat dzuhur mahasiswa penerima Bidikmisi 2013 dipanggil satu per satu untuk menandatangani SK dan diberi penggantian uang semester 1. Nominal yang diterima setiap mahasiswa berbeda-beda sesuai jurusannya atau sesuai dengan jumlah yang dikeluarkan pada saat registrasi. Namun tidak semua mahasiswa mendapatkan uang pengganti biaya registrasi pada hari itu, dan mahasiswa yang tidak mendapat uang pengganti biaya registrasi pada hari itu diganti pada Selasa 6 Mei 2014. Merupakan sebuah rezeki yang tidak disangka-sangka pada hari itu. Syukur Alhamdulillah. (Mujahidah'13)