BECOME A WORLD CLASS UNIVERSITY

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beranjak menuju universitas kelas dunia. Welcome to the world community.

Berprikir Kreatif

Untuk memecahkan problem social.

Berpretasi

Sebagai agen of change, mahasiswa bidikmisi harus berprestasi dalam segala bidang.

Indonesia Jaya

Yang muda yang berkarya.

Indonesia Jaya

Yang muda yang berkarya.

Minggu, 23 Juni 2013

SELESAI JALANI PEMBINAAN 2 TAHUN, MAHASISWA BM 2011 DIWISUDA


FORMABI Online (Auditorium Utama Prof. Dr. Harun Nasution, 15/06/13)

Sabtu, 15 Juni 2013, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan –Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, MA., melepas 139 Mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dari program pembinaan ma’had UIN.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 1200 orang, terdiri jajaran Rektorat, para Dekan, para orang tua/wali mahasiswa, para Dosen Ma’had UIN, mahasiswa Bidikmisi angkatan 2010 & 2012, tamu undangan dan warga Asrama Putra, Asrama Putri juga Asrama Kedokteran. Hal ini terlihat dari penuhnya kursi di lantai satu ruang Auditorium dan tribun lantai 2.

Sebelum acara dimulai, para tamu yang lebih dulu hadir dihibur oleh penampilan Group Nasheed “Dimensi Nasheed Acapella” yang sebagian personelnya adalah mahasiswa Bidikmisi. Selama kurang lebih 10 menit para orang tua/wali yang sudah hadir dari pagi menikmati alunan lagu-lagu Islami yang dikemas dengan beatbox style. Riuh tepuk tangan hadirin pun dengan hangat menyambut penampilan mereka. 

Acara dimulai pada pukul 08.30 dan dipandu oleh MC, Dede Puji Setiono (BM ’12, Prodi PBI) dan Haryanti (BUMN, sm 8, Prodi PBI). Setelah dibuka oleh MC, lantunan ayat-ayat suci Al-Quran dikumandangkan oleh Hamami Suhendar (BM ’12, Prodi TH) dan Sari Tilawah oleh Zahtus Sa’adah (BM ’12, PBA) Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne UIN yang dipandu oleh Paduan Suara mahasiswa (PSM) UIN Jakarta.

Rangkaian acara selanjutnya yaitu pembacaan SK Kelulusan Program Pembinaan oleh Kabag. Kemahasiswaan ,Dr. Abdul Razaq A. Sastra, MA., dan ikuti dengan Prosesi Pelepasan. Bertindak sebagai Dewan Pengukuh adalah Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Direktur Ma’had UIN (Prof. Dr. H.D. Hidayat, MA). Para mahasiswa yang dilepas maju ke atas stage satu persatu dengan bangga menerima medali yang dikalungkan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan. Disusul kemudian dengan Pembacaan Ikrar Mahasiswa,  yang dipimpin oleh Lilis Shofiyati (BM ’11, Prodi SPI) dan diikuti oleh seluruh mahasiswa.

Acara dilanjut dengan Khutbatul Wada’ oleh Ulfiana (BM ’11, Prodi TH). Dalam sambutannya, Ulfiana mewakili seluruh mahasiswa yang dilepas menyampaikan terimakasih dan permohonan maaf kepada para Dosen-dosen, manakala sering merepotkan dan “bandel” dalam proses pembinaan selama dua tahun ini. Ulfiana menutup sambutannya dengan mengajak seluruh hadirin untuk selalu bersemangat dalam menjadi agent of change. “Mari, kawan-kawan, kita siapkan diri kita, untuk memperbaiki Indonesia. Kita adalah penentu arah Indonesia di masa mendatang.” ungkap Ulfi disambut tepuk tangan para tamu undangan.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh H. Ridlwan perwakilan dari orang tua/wali. Beliau adalah paman dari Firmansyah (BM ’11, Prodi PBIndo). Dalam sambutannya, beliau menyampaikan terimakasih dan permohonan maaf kepada para sivitas UIN Jakarta, yang telah membimbing para mahasiswa. Beliau lantas menceritakan siapa Firmansyah itu. “Saya merasa bangga dengan keponakan saya. Walaupun dia seorang tunanetra, dia tetap semangat kuliah.” Tutur H. Ridlwan.

Prof. Dr. H.D. Hidayat, MA., berkesempatan memberikan sambutan selanjutnya yang juga sebagai Pengasuh Ma’had UIN. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan kesan-kesan selama membina para mahasantri. “Anak-anak itu lucu, kalo pembinaan pada ngantuk-ngantuk sampai tidur. Banyak juga mahasantri yang suka telat.” Cerita beliau, disambut gelak tawa hadirin dan tepuk tangan.

Sambutan terakhir disampaikan oleh Warek III Bidang Kemahasiswaan, Dr. H. Sudarnoto Abdul Hakim, MA. Beliau mengungkapkan rasa bangganya kepada para mahasantri. “Saya merasa bangga melihat adik-adik dilepas, setelah dua tahun ditempa di Ma’had UIN. Semoga acara ini menjadi acara tahunan Ma’had. Dan semoga ilmu yang adik-adik dapat bermanfaat untuk agama dan bangsa.” Pungkas Pak Noto, sapaan akrab beliau.

Kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film dokumenter “Ma’had sweet memories” garapan Abdul Rozaq Alfateh (BM ’11, Prodi IESP) dengan diiringi alunan merdu lagu “Tentang kita” yang dibawakan oleh PSM UIN Jakarta. Dirangkai pula dengan pembacaan puisi oleh dua oang mahasantri, semakin menambah suasana haru. Para hadirin juga disuguhi kreasi seni “Tari Kipas” oleh mahasantri Ma’had Putri, binaan Rini Nuraeni (BUMN, Prodi Pend. Bio). Selanjutnya, penyerahan cindera mata kepada Pengasuh Ma’had Putra dan Pengasuh Ma’had Putri diwakili oleh dua orang mahasantri, Gini Abdus Salam (BM ’11, Prodi AF) dan Kifayatul Azkiya (BM ’11, Prodi BSA).


Acara kemudian dipungkasi dengan Studium General yang disampaikan oleh Prof. Dr. Syukran Kamil, MA., Guru Besar Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora, yang juga Profesor termuda di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (KU, TH)

Rabu, 19 Juni 2013

SURAT ISLAM (SOEKARNO) DARI ENDE


Sebagian orang menyebut bulan Juni merupakan “bulan Bung Karno”. Hal itu dikaitkan dengan tanggal lahir Proklamator Kemerdekaan dan Presiden RI Pertama itu pada 6 Juni 1901 dan wafat 21 Juni 1970. Bukan  kebetulan pula, tanggal 1 Juni diperingati sebagai “Hari Lahirnya Pancasila” atau ada yang menyebutnya “Hari Pancasila” yang dikaitkan dengan peran Soekarno.
Pada 1 Juni 2013 yang lalu diresmikan situs Pelestarian Kawasan Bersejarah Bung Karno di Ende Flores (dahulu ditulis Endeh), Nusa Tenggara Timur. Situs sejarah yang diresmikan ialah monumen patung Soekarno duduk menghadap laut di bawah pohon sukun, dan revitalisasi rumah yang pernah ditempati Soekarno bersama Ibu Inggit Garnasih, anak angkatnya Ratna Djuami dan ibu Amsi (mertua). Pohon sukun yang ada sekarang ditanam tahun 1981, sedangkan pohon sukun yang menjadi kenangan sejarah Bung Karno di Ende telah tumbang tahun 1960.
Ende merupakan salah satu tonggak dalam perjalanan hidup dan sejarah Soekarno sebagai pejuang kemerdekaan dan pemimpin bangsa. Soekarno menjalani hukuman pengasingan sebagai tahanan politik pemerintah kolonial Hindia Belanda di Ende mulai 1934  sampai 1938. Dalam bukuBung Karno dan Kehidupan Berpikir Dalam Islam (Solichin Salam: 1964) diungkapkan, dengan dibuangnya Bung Karno oleh pemerintah kolonial Belanda ke Endeh merupakan permulaan zaman baru dalam sejarah hidupnya. Sejak berada dalam pembuangan inilah semakin kuat hasrat dan keinginan Bung Karno untuk mempelajari agama Islam dengan jalan membaca buku-buku tentang Islam baik yang ditulis oleh orientalisten Barat maupun sarjana-sarjana Islam sendiri dalam berbagai bahasa.  Selama di Endeh, selain rajin membaca dan mempelajari buku-buku Islam, Bung Karno berkorespondensi dengan A. Hassan, seorang ulama Islam terkenal dan tokoh organisasi Persatuan Islam (Persis) Bandung. Surat menyurat ini berlangsung sejak 1 Desember 1934 hingga 17 Oktober 1936.
Menurut catatan Solichin Salam, di dalam surat-surat Soekarno tertuang seluruh isi hati dan jiwanya tentang agama Islam dan umat Islam di Indonesia yang pada waktu itu diliputi kebekuan dan kekolotan. Surat-surat tersebut; pertama tertanggal 1 Desember 1934, kedua 25 Januari 1935, ketiga 26 Maret 1935, keempat 17 Juli 1935, kelima 15 September 1935, keenam 25 Oktober 1935, ketujuh 14 Desember 1935, kedelapan 22 Pebruari 1936, kesembilan 22 April 1936, kesepuluh 12 Juni 1936, kesebelas 18 Agustus 1936, dan kedua belastertanggal 17 Oktober 1936. Surat-surat ini dihimpun dan diterbitkan oleh A. Hassan dengan judul “Surat-Surat Islam Dari Endeh”(Persatuan Islam - Bandung: 1936).
Dalam salah satu surat, Soekarno menulis:
“Di Endeh sendiri tak ada seorang pun yang bisa saya tanyai, karena semuanya memang kurang pengetahuan (seperti biasa), dan ..... kolot bin kolot. Semuanya hanya mentaqlied saja zonder tahu sendiri apa-apa yang pokok; ada satu dua yang berpengetahuan sedikit, di Endeh ada seorang sayyid yang sedikit terpelajar, tetapi tak dapat memuaskan saya, karena pengetahuannya tak keluar sedikit pun dari kitab fiqih, dependent, unfree, taqlid. Quran dan Api Islam seakan-akan mati, karena kitab fiqih itulah yang mereka jadikan pedoman hidup, bukan kalam Ilahi sendiri. Ya, kalau difikirkan dalam-dalam, maka kitab fiqih kitab fiqih itulah yang seakan-akan ikut menjadi algojo Ruh dan Semangat Islam.”
Soekarno menyoroti keadaan dunia Islam dalam suratnya, “Bila kita melihat jalannya history Islam, maka tampaklah disitu akibatnya taqlied itu sebagai satu garis ke bawah, garis decline, sampai sekarang. Bahwa dunia Islam adalah mati geniusnya, semenjak ada anggapan, bahwa mustahil ada mujtahid yang bisa melebihi imam yang empat, en dus harus mentaqlied saja kepada tiap-tiap kiyai atau ulama dari sesuatu mazhab yang empat itu.”
Kegiatan missionaris dan dakwah Islam tak luput dari perhatian Soekarno selama di Ende. Berikut petikan penuturannya kepada A. Hassan,“Tuan tahu, bahwa pulau Flores itu ada pulau missi yang mereka sangat banggakan....Saya sendiri melihat, bagaimana mereka bekerja mati-matian buat mengembangkan mereka punya agama di Flores...... Tapi kita, kenapa kita malas, kenapa kita teledor, kenapa kita tak mau kerja, kenapa kita tak mau giat? Kenapa misalnya di Flores tiada seorangpun mubaligh Islam dari sesuatu perhimpunan Islam yang ternama (misalnya Muhammadiyah) buat mempropagandakan Islam di situ kepada orang kafir? Missi di dalam beberapa tahun sahaja bisa mengkristenkan 250.000 orang kafir di Flores, tapi berapa banyak orang kafir yang bisa dihela oleh Islam di Flores itu?”
Soekarno sering dikirimi buku dan majalah Islam oleh Ustadz A. Hassan, ulama pendidik yang sangat pemurah, penulis Tafsir Al Quran dan penerbit majalah-majalah Islam yang tersohor. Inilah surat balasan terima kasih Soekarno kepada A. Hassan tertanggal Endeh, 26 Maret 1935:
“Assalamu’alaikum w.w.  Tuan punya kiriman pos paket telah tiba di tangan saya, seminggu yang lalu. Karena terpaksa menunggu kapal, baru ini harilah saya bisa menyampaikan kepada Tuan terima kasih kami laki-isteri serta anak. Biji jambu mede menjadi “ganyeman” seisi rumah; di Endeh ada juga jambu mede, tapi varieteit “liar”, rasanya tak nyaman. Maklum, belum ada orang yang menanam varieteit yang baik. Oleh karena itu , maka jambu mede itu menjadikan pesta. Saya punya mulut sendiri tak berhenti-henti mengunyah! Buku yang tuan kiriman itu segera saya baca. Terutama “Soal-Jawab” adalah suatu kumpulan jawahir-jawahir. Banyak yang semula kurang terang, kini lebih terang. Alhamdullilah!  Saya  belum ada Bukhari dan Muslim yang bisa dibaca. Betulkah belum ada Bukhari Inggris? Saya pentingkan sekali mempelajari hadis, oleh karena saya tuliskan sedikit di dalam salah satu surat saya yang terdahulu, dunia Islam menjadi mundur oleh karena banyak orang “jalankan” hadis yang dhaif dan yang palsu. Karena hadis-hadis yang demikian itulah, maka agama Islam menjadi diliputi oleh kabut-kabut kekolotan, ketahayulan, bid’ah, anti rasionalisme, dll. Padahal tak ada agama yang lebih rasional dan simplistic daripada Islam. Saya ada sangkakan keras bahwa rantai taqlied yang merantai ruh dan semangat Islam dan yang merantaikan pintu-pintu bab el-Ijthihad, antara lain, ialah hasilnya hadis-hadis yang dhaif dan palsu itu. Kekolotan dan kekonservativan-pun dari situ datangnya. Karena itu adalah saya punya keyakinan yang dalam, bahwa kita tak boleh menghasilkan harga yang mutlak kepada hadis. Walaupun menurut penyelia dikatakan Shahieh. Human reports (berita yang datang dari manusia) tak absolute, absolute hanyalah kalam Ilahi. Benar atau tidaknya pendapat saya ini? Di dalam daftar buku, saya baca Tuan ada sedia “Jawahirul-Bukhari”. Kalau Tuan tiada keberatan , saya minta buku itu, niscaya di situ banyak pengetahuan pula yang saya bisa ambil.  Dan kalau Tuan tidak keberatan pula, saya minta “keterangan hadis mi’raj”. Sebab, saya mau bandingkan dengan saya punya pendapat sendiri, dan dengan pendapat Essad Bey, yang di dalam salah satu bukunya ada mengasih gambaran tentang kejadian ini. Menurut keyakinan saya, tak cukuplah orang menafsirkan mi’raj itu dengan percaya saja, yakni dengan mengecualikan keterangan “akal”. Padahal keterangan yang rasional di sini ada. Siapa kenal sedikit ilmu psikologi dan parapsikologi, ia bisa mengasih keterangan yang rasionalitis itu. Kenapa suatu hal harus “dighaibkan” kalau akal bisa menerangkan? Saya ada keinginan pesan dari Eropa, kalau Allah mengabulkannya dan saya punya mbakyu suka membantu uang harganya, bukunya Ameer Alie “The Spirit Of Islam”. Baikkah buku ini atau tidak? Dan dimana uitgevernya ?  Tuan, kebaikan budi Tuan kepada saya, hanya sayalah yang merasai betul harganya, saya kembalikan lagi kepada Tuhan. Alhamdulilah, segala puji kepada-Nya. Dalam pada itu, kepada Tuan 1.000 kali terima kasih. Wassalam, Soekarno.”
Sebelum meninggalkan pulau Flores, Soekarno sempat menanam pohon kokara, yaitu sejenis pohon yang berdaun lima. Kemudian oleh beliau pohon tersebut diberi nama “pohon Pancasila”.  Selama pengasingan di Ende yang merupakan “penjara terbuka”, konon Soekarno merenungkan butir-butir mutiara kebangsaan yang menjadi pokok-pokok pikiran Pancasila.
Pada tahun 1938 Soekarno dibuang ke Bengkulu, Sumatera Selatan, yang di masa itu bernama Bengkulen. Selama dalam pembuangan di Bengkulu ini Soekarno aktif dalam organisasi Muhammadiyah dan menjadi Ketua Bagian Pengajaran Muhammadiyah Daerah Bengkulu, serta aktif menulis artikel-artikel tentang Islam. Dalam kurun waktu tersebut muncul polemik intelektual yang berbobot dan monumental antara Soekarno dengan Mohammad Natsir mengenai hubungan agama dengan negara.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, pelestarian kawasan bersejarah Bung Karno di Ende tidak lengkap tanpa mengenang jejak pemikiran islam Soekarno dan aktivitas surat-menyuratnya dengan A. Hassan Bandung mengenai berbagai masalah agama. Surat-surat Islam dari Endeh tidak bisa dilupakan atau dikecilkan artinya bagi pembinaan nasionalisme Indonesia yang berketuhanan.
Semangat Soekarno muda yang  menggelorakan kehidupan berpikir dalam Islam sembari membangkitkan kesadaran bangsa dan perannya sebagai penggali landasan falsafah negara Pancasila merupakan mozaik sejarah yang berharga bagi generasi muda. Memang, tidak semua orang sepakat dan sependapat dengan pemikiran Islam dan garis politik Soekarno sewaktu berkuasa, namun dengan segala kelebihan dan kekurangannya sebagai manusia Bung Karno adalah orang besar dan berjasa terhadap bangsa dan tanah air. Bung Karno salah seorang Pemimpin Besar Bangsa Indonesia, di samping Bung Hatta. Ini satu kenyataan yang tak bisa dipungkiri. Wallahu a’lam bisshawab.

M. Fuad Nasar, M.Sc (Pemerhati Sejarah)

Kamis, 06 Juni 2013

HARI INI, 4 LOMBA DILAKSANAKAN


Kemeriahan mendadak memenuhi lingkungan Ma’had UIN. Yah, pagi tadi (6/6), sejak pukul 07.00 para mahasiswa Bidikmisi berduyun-duyun datang ke Ma’had UIN untuk menyemarakkan kegiatan Peringatan Isra’ Mi’raj yang diselenggarakan oleh FORMABI.

Pagi tadi, empat perlombaan telah dilaksanakan. Para penonton terlihat antusias, tak kalah pula para peserta perlombaan. “Untuk pagi ini, ada lima lomba, yaitu lomba balap karung, pecah air, joged jeruk dan tarik tambang.” Ujar Huda Prayoga, Ketua Panitia saat ditemui wartawan Warta FORMABI.

Penonton tak hanya datang dari teman-teman mahasiswa Bidikmisi, tapi juga teman-teman BUMN dan juga masyarakat sekitar Ma’had UIN. Di antaranya Ibu Uswah, tetangga depan Ma’had UIN, “Saya seneng banget ada acara kayak gini, jadi bisa menghibur banyak orang. Ini anak saya juga pengen banget nontoh. Pokoknya asyik banget deh. Seru deh.” Ujar beliau, yang ikut berjejal di tengah-tengah kerumunan mahasiswa.

Senada dengan Ibu Uswah, Pak Doni, satpam Ma’had UIN yang sedang berjaga, juga mengapresiasi acara ini, “Kalian bagus banget, kegiatan ini sudah tidak banyak dilakukan sama anak muda. Dengan usaha kalian mengadakan acara ini, semoga bisa memelihara permainan-permainan kita, seperti balap karung dan tarik tambang.” Imbuh beliau dengan semangat.

Setelah acara pembukaan, lomba balap karung segera dimulai. Lomba balap karung ini hanya diikuti oleh mahasiswa, tidak untuk mahasiswa. Akan tetapi, antusiasme teman-teman mahasiswi tak pudar. Mereka tetap bersemngat untuk meramaikan lomba balap karung. “Aduh, susah banget, karungnya sempit, jadi sampe terjatuh deh saya. Tapi seru looh.” Ujar Didi Nahtadi, yang sempat terjatuh saat berlomba. Setelah beberapa kali putaran mainan, lomba balap karung ini dimenangkan oleh saudara Irham, mahasiswa Bidikmisi 2012. “Saya gak nyangka menang, soalnya lawannya gede-gede banget, kakak-kakak 2011.” Ujar Irham dengan wajah kelelehan.

Setelah lomba balap karung, para penonton disuguhkan dengan lomba Pecah Air, yang tak kalah seru dari lomba balap karung sebelumnya. Perlombaan ini dimainkan oleh dua orang, satu sebagai pemain utama pemukul air, dan satu lagi sebagai penunjuk arah. Walaupun ada penunjuk arah, ternyata pemukul tetap mengalami kesulitan, karena mata ditutup dengan kain dan penunjuk arah tak diperbolehkan menyentuh. Lomba pecah air ini dimenangkan oleh saudara Diono berpasangan dengan Ihya untuk putra (BM 2011) dan pasangan Kiki dengan Ulfa untuk putri (BM 2012).

Acara berlanjut dengan lomba tarik tambang yang sama seru dan meriahnya dari perlombaan sebelumnya. Walau sempat terjadi insiden tali putus, kemeriahan lomba tarik tambang tak surut. “Saya sempat kaget waktu tali yang sedang ditarik putus. Saya kaget banget.” Ujar Retno, salah satu peserta lomba tarik tambang. Lomba ini dimenangkan oleh kelompok dengan pimpinan saudari Metri, dengan beranggotakan Rere, Purnama dan kawan-kawan. Kekecewaan menyelimuti para peserta tarik tambang putra, karena untuk yang putra tidak dapat dilaksanakan, sebab putusnya tali yang sedianya digunakan putus. Saat dikonfirmasi terkait insiden putusnya tali, Sekretaris Panitia, saudara Mahmudi Aziz juga mengiyakan, “Benar, tali yang digunakan untuk lomba tarik tambang putus ketika dipakai teman-teman putri tadi. Kita juga belum berembug untuk mengganti tali tampar milik KSR PMI yang dipinjam satu malam sebelum pelaksanaan perlombaan.” “Tapi gak masalah, acara tetap seru kok.” Tambah Aziz dengan sedikit tertawa.

Acara yang terakhir untuk edisi pagi tadi adalah joged jeruk. Untuk lomba satu ini, penonton disuguhi dengan penampilan “super kocak” dari para peserta. Yang paling mendapatkan sorakan dari para penonton adalah Tomy dan Deka. Sorakan tak henti-hentinya mengarah ke mereka. “Ayooo, Tomy Deka, jangan sampai jeruknya jatuh.” Sorak salah satu penonton cewek dengan kencang. Cara permainan ini adalah dengan mengapit jeruk di antara dahi kedua peserta, sambil berjoget dengan iringan musik. Tak pelak, para penonton pun tetawa terbahak-bahak dengan aksi kocak para peserta yang berjoged dengan berbagai model. Akhirnya, lomba joged jeruk dimenangkan oleh pasangan Tomy dan Deka (BM 2011).

FORMABI ADAKAN PERINGATAN ISRA' MI'RAJ


www.uinjkt.ac.id 

Dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, FORMABI mengadakan serangkaian acara dalam rangka menyemarakkan peringatan hari bersejarah bagi umat Islam ini. Rangkaian kegiatan yang bertemakan ‘Implementasi Mahabbah Nabawiyah’ ini dimulai dari tanggal 6 Juni dan akan ditutup pada tanggal 13 Juni, yang sedianya akan dihelat tabligh akbar.

Kegiatan ini menjadi kegiatan ketiga yang diselenggarakan oleh FORMABI, sejak dilantik 6 bulan yang lalu. “Iya, Peringatan Isra’ Mi’raj ini adalah kegiatan kita yang ketiga, setelah Januari lalu kita adakan Bhaksos, dan awal Mei lalu kita adakan Rapat Penyusunan AD, ART dan GBHO.” Ujar Kang Jajat, sapaan akrab Ketum FORMABI.

Apresiasi juga datang dari senior FORMABI, saudara Muis, “Tidak sia-sia ya dilantik, dan terakhir kemaren ngadain Raker, akhirnya sekarang adik-adik memunculkan gebrakan baru. Sukses untuk kalian.” Ungkap ia, saat kumpul-santai bersama sebelum pelaksanaan acara ini.

“Acara ini telah dibuka tadi pagi jam 08.00 tepat. Yang membuka tadi Pak Ketum, karena dari pihak Kemahasiswaan tidak ada yang hadir.” Imbuh Ketua Panitia, saudara Huda Prayoga saat ditemui wartawan Warta FORMABI disela-sela keramaian penonton tadi pagi.

Huda juga menambahkan, bahwa kegiatan ini sangat perlu dilaksanakan, untuk mengingatkan kembali kepada generasi muda mengenai Hari Besar umat Islam ini. “Jadi, dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kita sadar untuk mengingat kembali pengorbanan Rasulullah, bukan malah memperingati hari-hari yang tidak penting, seperti falentine dan sebagainya.”

Di antara lomba-lomba yang akan dilaksanakan adalah lomba balap karung, lomba pecah air, lomba tarik tambang, lomba joged jeruk, lomba balap kelereng, futsal putra-putri, lomba desain banner, debat ilmiah dan cerdas cermat agama-umum.


Rabu, 05 Juni 2013

Jadwal Rangkaian Acara Peringatan Isra' Mi'raj Tahun 1434 H. Coming soon